95% dari warga APAC mendukung langkah-langkah baru untuk menanggulangi obesitas
81% percaya bahwa makanan cepat saji berkontribusi pada obesitas, tapi hanya 7% responden yang tidak menyukainya
Selera makanan makanan cepat saji terus bertambah. Di kota-kota di seluruh Asia Pasifik, kesukaan terhadap waralaba makanan cepat saji terus membujuk orang-orang yang akan makan dengan harga menjangkau dan layanan efisien. Tapi kenyamanan tersebut berbarengan dengan kerugian dan catatan tingkat obesitas telah memicu kecemasan global tentang dampak makanan cepat saji pada kehidupan kita sehari-hari.
YouGov, perusahaan riset online terkemuka di dunia, menyurvei lebih dari 9,000 warga di seluruh APAC* untuk menggali informasi tentang bagaimana orang-orang memandang makanan cepat saji dan obesitas secara lebih detail. Sementara terdapat dukungan melimpah untuk tindakan hebat dalam membatasi wabah obesitas, makanan cepat saji terus menjadi makanan kegemaran dengan konsumen di seluruh kawasan. Terlepas dari peringatan jantung, popularitasnya meyakinkan; hanya 7% responden yang tidak menyukai makanan cepat saji.
Ayam goreng adalah jenis makanan cepat saji paling populer di APAC
Dari semua makanan lezat yang ditawarkan, jenis makanan cepat saji paling populer di APAC adalah ayam goreng, disukai oleh 34% responden survei. Pizza dan burger juga memperoleh nilai tinggi, dipilih oleh 28% dan 20% responden, berurutan. Preferensi makanan cepat saji sama di seluruh APAC kecuali Australia, Hong Kong dan Filipina, karena warganya lebih menyukai pizza daripada ayam goreng.
Hampir dua pertiga orang percaya bahwa waralaba makanan cepat saji memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan konsumen
Banyaknya pilihan makanan cepat saji dan pertumbuhan popularitasnya yang cepat telah mengarah pada beberapa pertanyaan tentang peran makanan cepat saji pada krisis obesitas. Hal ini menjelaskan opini publik sebenarnya, karena empat perlima responden survei (81%) percaya bahwa makanan cepat saji berkontribusi pada obesitas. Lebih lanjut, 64% percaya bahwa waralaba makanan cepat saji memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan konsumen, menyarankan bahwa mungkin terdapat kesempatan bagi waralaba makanan cepat saji untuk memainkan peranan yang lebih besar dalam kesehatan publik.
95% dari warga APAC mendukung langkah-langkah baru untuk menanggulangi obesitas
Bertanya tentang beragam kemungkinan langkah-langkah untuk menanggulangi obesitas, ide-ide yang menarik dukungan luas adalah: meningkatkan jumlah pilihan rendah lemak yang tersedia untuk konsumen, membatasi jumlah lemak dalam waralaba makanan cepat saji yang diperbolehkan untuk dijual, dan membuat lebih banyak informasi yang tersedia tentang apa yang ada di dalam makanan cepat saji. Setiap proposal ini didukung oleh setengah dari responden survei di APAC (50%).
Langkah populer lainnya termasuk memaksa perusahaan makanan cepat saji untuk membuat kontribusi wajib terhadap sistem pelayanan kesehatan (didukung oleh 39% responden), meningkatkan kerja sama publik/swasta untuk mendukung pola makan sehat (didukung oleh 38%), dan mendorong perusahaan makanan cepat saji untuk berkontribusi secara sukarela terhadap sistem pelayanan kesehatan (30%).
Secara keseluruhan, hanya 5% dari responden yang tidak ingin melihat pilihan-pilihan di atas diperkenalkan, menunjukkan bahwa terdapat dukungan luas untuk tindakan terhadap obesitas.
*Data dikumpulkan secara online antara 22 Juni hingga 3 Juli 2017 dengan menggunakan panel YouGov yang diikuti lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia. Data dibobot agar mewakili populasi online. Ukuran sampel: Asia Pasifik (n = 9.088; Australia: 1.013; Tiongkok: 1.007; Hong Kong: 989; Indonesia: 1.004; Malaysia: 1.049; Filipina: 1.015; Singapura: 1.007; Thailand: 1.002; Vietnam: 1.002)
Sumber : https://id.yougov.com/id/news/2017/07/25/tackling-obesity/
Tanggal 01-08-2017Pukul 14.10 WIB
0 komentar:
Post a Comment